Semua manusia menginginkan kehidupan mapan dari segi ekonomi. etiap hari masing-masing kita aberaktivitas di kantor kita sesuai profesi. Pak tani pergi ke ladang/sawah karena di situlah kantornya. Sopir duduk di balik stir, nelayan berada di laut/danau, guru berada di depan kelas, dan semua aktivitas yang dilakukan bermuara pada income yang dikehendaki.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, masing-masing individu memiliki strategi atau cara yang andal menurutnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pak tani menggunakan pupuk, pembasmi hama dalam upaya menyuburkan tanamannya. Nelayan menggunakan pukat yang kuat, sampan atau perahu motor yang berkondisi laik, dalam menjaring ikan. Para pekerja lainnya pun menggunakan semua strategi yang dapat membantunya mencapai tujuan.
Demikian pula para trader forex. Kesiapan mental dan emosi sangat mempengaruhi kegiatan trading forex. Selain menggunakan berbagai strategi dan analisis dalam upaya membuat keputusan membuka posisi BUY atau SELL. Selain strategi yang digunakan yang sangat urgen adalah kesiapan mental dan emosional.
Hal ini sangat penting karena studi empiris membuktikan bahwa banyak trader mengalami loss bahkan kehabisan dana karena kurang dapat mengendalikan diri. Ketika memperoleh profit pada suatu waktu, trader memiliki kecenderungan untuk membuka lagi posisi, demi mencapai profit yang lebih banyak. Dan karena keinginan tersebut dan pengendalian diri yang kurang akhirnya bukan profit yang diperoleh tetapi loss yang besar karena pergerakan harga yang berbalik arah. Pada titik ini maka keserakahan telah membuat trader mengalami kerugian. Di sini letak kelemahan manusia mulai nampak, bahwa keserakahan membawa penyesalan bagi orang yang kurang dapat mengendalikan diri.
Hal berikutnya adalah masalah keragu-raguan dari kita dalam melakukan suatu usaha. Para trader pun kadang mengalami keragu-raguan dalam melakukan trading forex. Keragu-raguan ini lebih identic dengan ketidakpercayaan diri trader dalam melakukan open posisi. Ada beberapa trader yang setelah melakukan depoit bahkan melakukan trading real, karena ragu-ragu akhirnya memutuskan tetap berada pada posisi aman alias kembali melakukan trading virtual.
Hal ini berkaitan dengan sifat kehati-hatian, namun bila terlalu hati-hati atau ragu-ragu maka kapan trader akan meraih profit ? Oleh karena itu maka waktu trading yang baik adalah saat suasana hati sedang mood, fisik sedang fit dan jauh dari segala persoalan yang dapat mengacaukan konsentrasi dalam melakukan trading.
Bookmarks